Rabu, 18 Desember 2019

Santan Si Il Ridho Bukittinggi

Santan Si IL RIDHO di Pasar Bawah Bukittinggi, Sumatera Barat.

Bisa dibeli mulai dari 1000 rupiah dan Jalangnya gratis loh!

Santan Si IL RIDHO cocok untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga kita dan siapa saja yang ingin melestarikan Kuliner Indonesia dan Kuliner Minang.

Santan Si IL RIDHO ingin membantu bangkitnya ekonomi rakyat Sumatera Barat dengan menyediakan santan rakyat berkualitas dan harga terjangkau. Santannyo rakyat!

Kami juga menyediakan kelapa parut, #airkelapa , #tempurung , sabuik kelapa, #bawang dan #kentang.

Santan Si IL RIDHO Bukittinggi 1 :
1. Di Pasar Bawah sebrang Surau Gonjong sebelah Kedai Kopi BELPAS.
Santan Si IL RIDHO Bukittinggi 2:
2. Di Pasar Bawah, jalan ke Pasar Daging Bukittinggi, tak jauh dari SATE MAK APAN

#santan
#Lontongpadang
#Bukittinggi
#Bukittinggiku
#Sumbarrancak
#Sumbar
#Padang
#Payakumbuh
#Batusangkar
#Mentawai
#dharmasraya
#sawahlunto
#padangpanjang
#solok
#pasaman
#pekanbaru
#jakarta
#jamgadang
#painan
#lembahharau
#pasamanbarat
#minang
#westsumatera
#sumbar_rancak

Minggu, 03 September 2017

Dari Dulu sampai Sekarang Bukittinggi selalu Unggul dalam Wisata

Bung Karno sangat mengagumi keindahan Danau Maninjau, Kabupaten Agam (dahulu Bukittinggi dan Agam merupakan satu kabupaten. Danau Maninjau tak jauh dari Bukittinggi. Kekaguman tokoh nasional itu dapat kita simak lewat sajak beliau yang terkenal:

Jangan dimakan arai pinang,
Kalau tidak dengan sirih hijau.
Jangan datang ke Ranah Minang,
Kalau tidak singgah ke Maninjau.

Soekarno, Juni 1948 

Hindari Calo di Bandara Minangkabau
Dari Padang Langsung naik travel ERTE Travel (tersedia dari Bandara Minangkabau, Padang Kota, Bukittinggi, dll). Kalo dari Bandara telfon saja: 0823 8904 4406/0852 7147 7576. Jika kita di Bukittinggi, kantor ERTE Travel berada di Simpang Jambu Air Nomor 58 B (0752-34303/628339) dan (0853 5516 1234/0812 7708 7501). Dan jika kita di Kota Padang, kantornya berada di Jalan Raden Saleh No. 53 (0852 6434 4000/0813 7245 1100). Tarifnya, Insya Allah bersahabat, mobilnya APV. ERTE akan antar anda sampai ke tujuan. Ini pengalaman penulis.



Trik Wisata Bukitinggi

Mengunjungi Bukittinggi anda bisa sekaligus mengunjungi Kabupaten Agam
Tak jauh dari Bukittinggi, ada Jam Gadang, Pasar Atas Perbenlanjaan Songket dan Pakaian khas Minang yang pernah di kunjungi oleh Presiden SBY, Pasar Putih (Sentra Barang Bekas), Pasar Batu Akik, Pusat Pengrajin Perak (Pengrajin Perak juga banyak di Koto Gadang. Tak jauh dari Bukittinggi), Kebun Binatang Bukittinggi (Memiliki Jembatan Limpapeh, Rumah Gadang, Museum Zoologi) dari Kebun Binatang kita bisa langsung menyebrang ke Benteng Fort de Cock, dari Benteng Fort de Cock kita melintasi Rumah Makan Family, hotel-hotel (hotel yang terkenal: Rocky Hotel, The Hill Hotel), selain itu masih ada hotel lainnya tetapi berada di pinggiran Bukittinggi. Hotel di pinggiran Bukittinggi yang terkenal Hotel Nikita, Hotel Pusako, dll (Bukittinggi daerah seribu hotel dan penginapan).

Tarusan Kamang tak jauh dari Bukittinggi, di jalan menuju Tarusan Kamang kita akan melewati Makam Tuanku Nan Renceh (teman seperjuangan Tuanku Imam Bonjol).

Tak jauh dari kawasan Rocky hotel jika kita melewati turunan kita akan menuju ke arah Janjang Koto Gadang, lalu turun kebawah ada kuliner khas Minang itik cabe ijo (sekarang banyak tempat nongkrong yang enak dan nyaman di kawasan dekat itik cabe ijo), Rumah Pohon Abdul, Taruko Cafe dan Resto (ada pemandangan Indah di sini. Seperti: sungai, bukit yang terkurung).

Di Koto Gadang anda akan menemukan banyak pengrajin perak, sampai dengan songket di rumah songket Amai Setia yang digagas Rohana Kudus (wartawan perempuan pertama Indonesia).

Danau Maninjau, kelok 44, Ambun Tanai, resort didekat ini ada Nuansa Maninjau Resort.
Lalu jika kita terus akan menjumpai kampung ulama besar (ketua MUI pertama) Prof. Dr. HAMKA dan penulis terkenal A. Fuadi. HAMKA menulis Tafsir Al Azhar, lahir di salah satu desa di sekitar danau Maninjau, yaitu Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Tahun 2000, museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, dibangun, menghadap danau maninjau.


Ini diantara keunggulan Bukittinggi:
Jika dari Bandara Minangkabau ke Bukittinggi kita akan bisa singgah dulu untuk saksikan keindahan Air Terjun Lembah Anai di tepi jalan dan singgah di Malibo Anai Resort. Di sana ada tempat pemandian yang asik (Pemandian Tirta Alami) yang terbuka untuk umum.
Bukittinggi adalah tanah founding father Republic of Indonesia
Di Bukittinggi terdapat jejak-jejak Proklamator Bung Hatta. Diantaranya rumah kelahirannya di dekat Masjid Baitul Jalal, perpustakaan Bung Hatta, dan Monumen Bung Hatta di dekat DPRD Kota Bukittinggi 
Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Indonesia 
Di Bukittinggilah pertama kali diterbangkan pesawat nasional. Pesawat yang dibeli dari sumbangan seluruh rakyat minang. Monumen Nasional AVRO ANSON tak jauh dari kantor walikota Bukittinggi yang baru menjadi saksinya.
Bukittinggi ada monumen nasional. Monumen yang terkenal selain AVRO ANSON dan Monumen Bung Hatta adalah monumen pahlawan tak dikenal. 
Bukittinggi sejuk
Bukittinggi memiliki tempat wisata yang saling berdekatan.
Bukittinggi memiliki kantor walikota yang bisa menjadi tempat wisata kemerdekaan, wisata membaca dan wisata alam. Di dekat kantor walikota Bukittinggi ada makam pahlawan, ada perpustakaan Bung Hatta
Bukittinggi memiliki cafe-cafe yang banyak dikunjungi turis asing. Bisa kita temui di Kawasan Kampung Cina. 
Di pusat Kota Bukittinggi lokasi pasar saling berdekatan dengan tempat wisata.
Bukittinggi memiliki hotel/tempat penginapan yang dekat dengan lokasi wisata
Berwisata ke Bukittinggi kita akan semakin mencintai Indonesia, meneladani Bung Hatta, membaca buku di Perpustakaan Proklamator Bung Hatta.
Di Bukittinggi sudah ada gojek.
Bukittinggi kota yang bersih, sudah berkali-kali meraih adipura.
Sudah banyak tempat parkir yang layak di Bukittinggi. Seperti di depan Gedung DPRD Kota Bukitttinggi.
Banyak kuliner enak di Bukittinggi. Bisa ke los lambuang, Rumah Makan Simpang Raya, Sederhana, Family Raya, dll. Jika sore menjelang malam telah tiba banyak kuliner enak juga di Kampung Cina/Bawah Jembatan Limpapeh.

Masih banyak keunggulan Kota Bukittinggi. Inilah kira-kira yang menyebabkan dari dulu sampai sekarang Bukittinggi selalu unggul dalam wisata. Bukittinggi akan semakin unggul dan cepat diakses jika nanti telah selesai proyek tol sumatera, reaktivasi kereta api. Dan jika Bukittinggi memiliki seorang pemimpin yang gigih untuk wujudkan bandara di Bukittinggi. Bukittinggi akan semakin unggul jika didukung bandara.

Rumah Gadang Nantigo Homestay
Jika bosan dengan keramaian di Bukittinggi. Hubungi 0811-842-676. Jika nomor tidak bisa dihubungi klik aja google. Dengan menghubungi nomor itu kita bisa menginap di sebuah rumah gadang di perkampungan Jambak, Jorong Koto Marapak, Nagari Lambah, Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam. Alamat sepanjang itu mengantarkan kita ke sebuah rumah gadang di kampung yang tenang 30 menit ber kendara dari Bukittinggi berlatarbelakangkan Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Di dekat rumah ini pernah menjadi lokasi syuting film nasional.

Rumah itu berdiri di kampung tempat lahirnya beberapa ulama seperti Prof Zakiah Daradjat dan Mawardi Labay Al Sulthany. Kehidupan masyarakatnya adalah bersawah, berkebun, dan juga beternak. Di kampung yang malam harinya lengang, hanya dijumpai beberapa orang di jalan atau serombongan orang yang baru pulang dari masjid.

Rumah Gadang Nantigo Homestay namanya, begitu nama rumah yang dibangun hampir seratus tahun yang lalu itu, tampil manis. Pada eksteriornya rumah gadang tujuh ruang itu berwarna oranye, terlihat manis dan feminin dengan latar depan nya taman dengan bunga-bunga dahlia bermekaran. Tak hanya pada bangunan dan interiornya. Tapi, juga perabot rumah tangganya, kursi sedan, lemari-lemari kayu seperti di rumah nenek buyut dulu. Bahkan, tempat tidur berkelambu mengingatkan kita pada zaman Siti Nurbaya.






Sabtu, 02 September 2017

Masjid Baiturrahman, Wisata Religi Terbaru Kota Padang

Masjid Baiturrahman terletak di Jalan Prof. Dr. Hamka No. 20 Padang mulai viral. Pembangunan masjid berasal dari Yayasan Baiturrahmah. Masjid ini diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Wapres berpesan masjid yang berada di lingkungan kampus ini harus berbeda dengan masjid-masjid lain. Masjid ini hendaknya memberikan harapan tentang masa depan dan persatuan (Republika, 2017). Masjid ini memiliki gaya arsitektur Timur Tengah, masjid ini banyak dikunjungi dan mulai mencuat menjadi tempat wisata religi, seperti Masjid Raya Sumatera Barat yang menjadi ikon Sumbar. Keberadaan masjid ini sangat mendukung Sumatera Barat yang merupakan wilayah wisata halal terbaik dunia.

Selain itu dengan keberadaan masjid ini akan mencerminkan masyarakat yang berfalsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Bagi masyarakat Sumatera Barat, masjid adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sudah saatnya ajakan kembali ke surau bergema kembali. Jangan hanya jadikan masjid sekedar tempat beribadah saja. Teladani nabi, masjid adalah tempat untuk mewujudkan masyarakat yang madani.

Pencetus dari lahirnya Universitas Baiturrahman yang memiliki Masjid Baiturrahman  adalah Haji Amran St Sidi Sulaiman (Haji Amran). Haji Amran termotivasi membangun dunia pendidikan Sumatera Barat dari harapan orangtuanya Haji Nurdin. Haji Nurdin berharap anaknya untuk peduli pendidikan dan mengelola bisnis pendidikan. Selain itu, Haji Amran termasuk keluarga besar Muhammadiyah yang menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.

Haji Amran yang dilahirkan,  20 september 1929 lalu di Padang Panjang, sukses dan berhasil mendirikan sekolah mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Bahkan mahasiswaya datang dari luar Sumatera Barat. Awal Haji Amran membangun perguruan tinggi yang bernaung di Yayasan Pendidikan Baiturrahmah dengan mendirikan Fakultas Kedokteran Gigi satu-satunya di Pulau Sumatera untuk saat sekarang.

Universitas Baiturrahmah telah mempunyai berbagai fakultas dan program studi ; Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program D III Kebidanan, Program D III Teknik Radiodiagnostik & Radioterapi. Dilengkapi dengan sebuah Mesjid yang indah dan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah. Reputasi akademik Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Kedokteran (FK), 1998 telah memperoleh status  B dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan Fakultas Ekonomi mendapat peringkat C. Sampai tahun 2002 saja. Bahkan, Universitas Baiturrahmah telah berhasil melahirkan lebih 1.400 sarjana program S1 dan D III.

Haji Amran memulai kehidupannya dengan menjual minyak tanah eceran, sampai meningkat terus menjadi agen. Perjalanan bisnis Haji Amran kian menggeliat begitu mendapat kesempatan menjadi agen PT Semen Padang dan agen garam, 1962 lalu. Bahkan, rekan-rekan Haji Amran menyebut dirinya sebagai Raja Garam. Selain itu H. Amran juga pernah berjualan kain dikaki lima pasar Mambo (kini  Koppas plaza) Pasar Raya Padang. Selain sibuk berbisnis, ternyata Haji Amran juga meneruskan pendidikannya di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang. Setelah berhasil meniti karier dalam bisinis, maka 1952 Haji. Tekad membara yang diimbangi dengan ketaqwaan, termasuk salah satu kunci kesuksesan Haji Amran dalam membangun menara gading bisnisnya.

Begitu pemerintah Sumatera Barat mengambil alih distribusi garam, tak membuat H. Amran si Raja Garam patah semnagat dalam dunia bisnis. Bahkan, 1976  Haji Amran beralih ke dunia transportasi dengan mengelola 40 unit kendaraan City Ekspress. Kemudian, 1978 Haji Amran membuka pula toko AC-DC Elektronik Servis di Jalan Muhammad Yamin, serta rumah foto.

Itulah sekelumit kisah Masjid Baiturrahman. Mari berwisata religi ke Masjid Baiturrahman Padang. Ini merupakan tempat wisata religi terbaru di Kota Padang. Semoga semakin banyak lahir pemuda-pemudi Sumatera Barat yang peduli pendidikan. Apalah kekayaan hakiki Sumatera Barat selain industri pendidikan yang telah terbukti banyak lahirkan guru bangsa hingga ulama kharismatik dari Ranah Minang. 









Segera Bangun Kereta Api & Bandara di Bukittinggi

Kota Bukittinggi pada zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya dijuluki sebagi Parijs van Sumatra selain kota sejarah kota Bukittinggi juga dikenal akan pariwisatanya dengan pemandangan yang indah, pegunungan yang elok, ngarai yang eksotis, kota ini memiliki hubungan persaudaraan yang baik dengan Seremban di Negri Sembilan, Malaysia yang disebut juga dengan kota kembar / kota bersaudara (Sister City) Yang disepakati melalui upacara Peresmian dan penanda tanganan pernyataan bersama Kota Bersaudara antara Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bukittinggi, Propinsi Sumatera Barat, Indonesia dengan - Majelis Perbandaran Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia, yang dilangsungkan tanggal 6 Desember 1986 di Bukittinggi.

Kota Bukittinggi dibangun pada tahun 1784. Pembangunan ini ditandai dengan pembangunan cikal bakal kota Bukittinggi yaitu dimulai darisebuah  pasar,  yang  didirikan  dan  dikelola  oleh  para  penghulu  Nagari  Kurai. Pada awalnya Pasar itu diadakan setiap hari Sabtu, kemudian setelah semakin ramai diadakan pula setiap hari Rabu. Oleh karena pasar itu terletak di salah satu bukit yang tertinggi maka lama kelamaan berubah menjadi Bukittinggi. Akhirnya nama Bukittinggi itu pun digunakan untuk menyebut pasar, sekaligus  masyarakat  Nagari  Kurai.  Sebelum  kedatangan  Belanda di daerah Dataran Tinggi Agam (1823), pasar Bukittinggi telah ramai didatangi oleh pedagang dan penduduk sekitarnya. Sampai sekarang kegiatan pasar Bukittinggi tetap hidup. Banyak juga pedagang berasal dari luar daerah Bukittinggi. Ini menandakan Bukittinggi menjadi kota penting bagi perekonomian Sumatera Barat.

Peran Bukittinggi dalam bidang pariwisata juga sangat penting. Sebagaimana yang kita ketahui pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk bertamasya dan rekreasi serta dalam memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1993). Undang-undang republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Bab II pasal 3, menyatakan bahwa kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani serta intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, Pariwisata diharapkan dapat memacu dan memobilitas pertumbuhan perekonomian masyarakat, jika keindahan alam ini dikelola dengan baik maka akan menghasilkan income dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan terhadap daerah-daerah tersebut. 

Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) menempatkan 50 Destinasi Pariwisata (DPN) yang tersebar di 33 provinsi, dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang mencakup 50 DPN. secara rinci dijelaskan dalam ayat 1 dan 2 pasal 10 PP No. 50 tahun 2011, dan kota Bukittinggi termasuk kedalam salah satu target daerah DPN tersebut, sekaligus didukung oleh perda nomor 25 tahun 1987 sebagai daerah Pengembangan Pariwisata dan Kota Tujuan Wisata utama di Propinsi Sumatera Barat dengan dicanangkannya kota Bukittinggi sebagai “Kota Wisata” terhitung semenjak tanggal 11 Maret 1984.

Bidang Kepariwisataan ditetapkan sebagai potensi unggulan daerah Kota Bukittinggi adalah berangkat dari kondisi alam dan geografis Kota Bukittinggi itu sendiri. Posisinya yang strategis merupakan segitiga perlintasan menuju daerah utara, timur dan selatan Sumatera. Serta dengan dikelilingi oleh tiga gunung yaitu Gunung Marapi, Singgalang dan Sago seakan menjadi tonggak penyangga untuk memperkokoh kota Bukittinggi. Inilah yang menyebabkan kota Bukittinggi disebut juga sebagai “Kota Tri Arga” yang memiliki cuaca berhawa sejuk.

Disamping itu Bukittinggi juga dilengkapi dengan peninggalan sejarah yang dapat diketgorikan sebagai keajaiban seperti, Lobang Jepang, benteng Fort De Kock, jam Gadang, Rumah Kelahiran Bung Hatta, Museum Tri Arga dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan Bukittinggi sebagai kota tua yang sarat dengan sejarah, salah satunya yang selalu melekat dengan sejarah bangsa yaitu Bukittinggi menjadi Ibu Kota Republik pada masa kemerdekaan Indonesia yang di kenal dengan pemerintahan darurat republik Indonesia (PDRI) pada bulan Desember 1949 – Juli 1950. Kota ini berada di tengah-tengah dan berbatasan langsung dengan kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten agam dan memiliki akses perlintasan dari dalam dan luar provinsi Sumatera Barat

Selain adanya dukungan sejarah, pemerintah serta dukungan alam. Wisata Bukittinggi juga mendapat pengakuan dari traveler atau wisatawan. Pesona keindahan kota dengan hawa sejuk (dingin) ini mengalahkan daya tarik Bandung, Yogyakarta bahkan Jakarta hingga Denpasar di Bali yang selama ini disebut-sebut sebagai kota favoritnya para traveler, baik wisatawan nusantara (Winus) maupun wisatawan mancanegara (Wisman). Bukittinggi menduduki peringkat pertama dalam jajak pendapat tentang persepsi "Kota Terindah (The Most Beautiful City) di Indonesia (Theranking.com, 2014). Oleh karena itu membutuhkan dukungan fasilitas pendukung, dalam hal ini penulis menyarankan adanya bandara dan reaktivasi kereta api di Bukittinggi. Dengan menggunakan pesawat terbang dan kesedian bandara  serta adanya kereta api akan mendukung banyaknya wisatawan untuk datang ke suatu daerah.

Perkembangan pariwisata di Bukittinggi didukung letak strategis kota ini yang berada di tengah Provinsi Sumatera Barat dan merupakan daerah transit antara Sumatera Bagian Utara, Selatan, dan Timur sehingga menjadikan kota ini sebagai pusat jasa dan perdagangan, pusat industri rakyat/kerajinan rakyat, pusat pelayanan kesehatan, hingga berkembang menjadi kota pilihan penyelenggara berbagai kegiatan seminar, lokakarya, pendidikan, dan pelatihan di Provinsi Sumatera Barat (Nawawi, 2005). Jumlah pengunjung wisata ke Bukittinggi semakin   meningkat   dari   tahun   ke  tahun.

Semakin   meningkatnya jumlah pengunjung  seharusnya memacu  pemerintah  daerah  Bukittinggi  mengupayakan peningkatan fasilitas wisata untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung yang dapat menunjang kegiatan wisata, seperti pembangunan penginapan (hotel), penyediaan rumah makan (restoran), pengadaan jasa perjalanan wisata hingga penjualan kerajinan rakyat serta membangun bandara dan mengaktifkan kembali kereta api.

Mengenai fasilitas pariwisata disuatu lokasi menjadi dua bagian yaitu fasiliatas primer dan penunjang. Dengan adanya kondisi jalan yang berkualitas baik dan bertata rapi, maka jumlah wisatawan yang akan mendatangi suatu daerah wisata akan semakin banyak dan juga untuk menunjang mobilitas wisatawan di daerah wisata selama masa liburannya. (Jansen-Verbeke,1995). Apalagi jika didukung dengan fasilitas penunjang wisata berupa bandara dan kereta api.

Dari segi alam, penulis melihat wisata Bukittinggi belum terlalu memanfaatkan alam seperti perbukitan dan sungai. Bukittinggi sangat kaya dengan bukit. Bukittinggi terdiri dari bukit-bukit dan lembah-lembah, yang terdiri dari 27 bukit yang populer, yaitu : Bukit Mandiangin, Bukit Ambacang, Bukit Upang- upang, Bukit Pauah, Bukit Lacia, Bukit Jalan Aua Dalam Pasa, Bukit Cindai, Bukit Campago, Bukit Gumasik, Bukit Gamuak, Bukit Guguak Bulek, Bukit Sangkuik, Bukit Apit Bukit Pinang Sabatang, Bukit Malambuang, Bukit Cubadak Bungkuak, Bukit Sarang Gagak, Bukit Tambun Tulang, Bukit Cangang, Bukit Parit Natuang, Bukit Paninjauan, Bukit Sawah Laweh, Bukit Batarah, Bukit Panganak, Bukit Kandang Kabau, Bukit Gulimeh. Kota Bukittinggi terletak relatif sangat dekat dengan beberapa gunung api aktif, yaitu Gunung Singgalang, Gunung Merapi dan Gunung Tandikat.

Daerah sungai yang terdapat di Kota Bukittinggi merupakan sungai- sungai dengan lebar 6 m hingga 12 m serta sungai-sungai yang relatif lebih kecil. Sungai-sungai/batang yang mengalir yaitu : Di daerah Kota Bukittinggi: Batang Tambuo dengan lebar sungai 7 m, Batang Agam dengan lebar sungai 6 m, dan Batang Sianok dengan  lebar 12 m. Lalu di daerah sekitar Kota Bukittinggi: Sungai Batang Air Katiak, Sungai Batang Serasah, dan Sungai Batang Agam. Apabila wilayah perbukitan dan sungai di Bukittinggi dikelola akan memunculkan wisata baru di Bukittinggi.

Bagi yang gemar berwisata kuliner kota Bukittinggi juga menawarkan jajanan yang memanjakan lidah, karena terdapat beragam makanan seperti nasi kapau, kerupuk sanjai dan berbagai makanan lain nya yang berasal dari kota Bukittinggi. Bukittinggi dikenal juga sebagai pusat perbelajaan yang terdapat di pasar atas dekat objek wisata jam gadang dan juga di pasar aur. Di pasar atas banyak menjual cendera mata khas Kota Bukittinggi yang dapat dijadikan buah tangan oleh wisatawan lokal maupun asing. Pasar aur merupakan pusat grosir yang terkenal cukup murah di Sumatera Barat, harga nya jauh lebih murah dibandingkan membeli langsung di pusat objek wisata di pasar atas.

Kita sama-sama mengetahui diakhir Januari 2013, diresmikan Janjang Koto Gadang yang selesai direvitalisasi oleh Tokoh Parantauan Minang dibawah koordinator Tifatul Sembiring yang waktu itu masih menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika, janjang tersebut kemudian terkenal juga dengan Great Wall of Koto Gadang. Ini adalah objek wisata baru yang mendapat respon luar biasa dari masyarakat pencinta traveling. Kemudian tidak puas sampai di situ, di akhir tahun 2013, muncul lagi destinasi baru lainnya berupa objek wisata revitalisasi dari Janjang Saribu. Revitalisasi Pasar Banto, dan revitalisasi sarana Parkir Wowo juga telah dilakukan pada masa Ismet Amzis.

Pekerjaan rumah yang belum terselesaikan adalah Pembangunan Museum Sejarah Alam Bawah Tanah (MUSSABATA) yang belum terujud meskipun benda-benda contennya sudah disumbangkan oleh Institut Teknologi Bandung, Universitas Goethe Germany dan museum geologi dunia lainnya. Islamic Centre baru sebatas fondasi dan tonggak mesjidnya. Mengingat saat ini Bukittinggi bukanlah pemain tunggal wisata di Sumatera Barat. Dalam dekade 2004-2013 ini tumbuh dan berkembang objek-objek wisata baru sebagai “pesaing” Kota Bukittinggi sebagai Kota Wisata. Diantaranya kota Padang Panjang yang berkembang setelah direvitalisasinya kawasan Minangkabau Village menjadi objek wisata modern Minang Fantasi, Kota Sawahlunto dengan Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, dan kota/kabupaten lain yang berlomba-lomba mempromosikan objek wisatanya, apalagi setelah berlangsungnya Even Internasional Tour de Singkarak (TDS) yang melibatkan beberapa Daerah di Sumatera Barat.

Apalagi telah diberhentikanya kontrak kerjasama iklan dengan perusahaan rokok sebagai bagian dari peraturan daerah No 1 tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) terhitung sejak tanggal 1 desember 2014 maka pendapatan asli daerah (PAD) kota Bukittinggi bakalan berkurang dari pendapatan pajak reklame rokok. Memacu pembangunan wisata-wisata baru dengan dibarengi pembangunan bandara dan reaktivasi kereta api sangat mendesak bagi Bukittinggi. Tujuannya sangat mulia, yaitu agar Bukittinggi dapat bersaing menghadapi kompetiter di tingkat lokal, regional maupun internasional kedepannya. 

Oleh karena itu dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun Pemerintah Daerah tidak bisa bergerak sendiri, begitu juga mitra kerja dan pelaku pariwisata baik yang bergerak di bidang jasa perhotelan, traveller, usaha kuliner, assesories, atraksi budaya dan seni, serta masyarakat sekitar objek wisata yang bersentuhan langsung dengan pariwisata. Untuk itulah sudah tepat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bukittinggi menggagas suatu gerakan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community base Tourism), yang secara sederhana dapat diterjemahkan menjadi gotong-royong dalam membangun wisata Bukittinggi.

Kita berharap pemerintah Bukittinggi yang saat ini dipimpin Ramlan-Irwandi dan Ketua DPRD Beny Yusrial, agar lebih memberikan perhatian khusus bagi pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di kota Bukittinggi dengan mengalokasikan anggaran untuk menunjang pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di Kota Bukittinggi yang termasuk pada potensi unggulan bagi kota Bukittnggi dan merupakan penyumbang PAD terbesar Kota Bukittinggi, serta meningkatkan kerjasama dengan investor baik dalam dan luar negri untuk pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di Kota Bukittinggi.

Pembangunan sektor pariwisata perlu dikembangkan dan ditingkatkan karenajika ditinjau dari aspek sosial ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, peningkatan penerimaan devisa dan meningkatkan kewirausahaan Nasional. Mari kita sama-sama berjuang mewujudkan mimpi menghadirkan bandara dan mengaktifkan kembali kereta api di Bukittinggi.




Kenapa Aung San Suu Kyi Tidak Membela Rohingya?

Konflik sipil di Myanmar telah berlangsung lebih dari 60 tahun, mendiskriminasi orang Rohingya. Ini sungguh melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Karena hak kewarganegaraan adalah hak asasi yang dijamin dan dilindungi hukum internasional. Bahkan di dalam Pasal 15 ayat (1) dan (2) Deklarasi Universal HAM 1948 ditegaskan bahwa setiap orang berhak atas sesuatu kewarganegaraan dan tidak seorang pun dengan semena-mena dapat dicabut kewarganegaraannya atau ditolak hanya untuk mengganti kewarganegaraannya.

Baru-baru ini, militer Myanmar telah melakukan serangan balasan terhadap Rohingya, setelah pos polisi dan sebuah pangkalan militer diserang pada akhir Agustus 2017 oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). Kelompok ini dianggap sebagai organisasi "teroris" oleh pemerintah Myanmar. Menurut kelompok Krisis Internasional, ARSA memiliki hubungan dengan Rohingya yang tinggal di Arab Saudi.

Rohingya kelompok etnis Muslim yang telah tinggal berabad-abad di mayoritas Myanmar Buddha. Saat ini, ada sekitar 1,1 juta Muslim Rohingya yang tinggal di negara Asia Tenggara. Rohingya tidak dianggap sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis resmi negara tersebut dan telah ditolak kewarganegaraannya di Myanmar sejak tahun 1982, yang telah secara efektif membuat mereka tanpa kewarganegaraan.

Tak lama setelah kemerdekaan Myanmar dari Inggris pada tahun 1948, Undang-undang Kewarganegaraan Myanmar disahkan, menentukan etnis mana yang bisa mendapatkan kewarganegaraan. Menurut laporan tahun 2015 oleh Klinik Hak Asasi Manusia Internasional di Yale Law School,  Rohingya tidak disertakan. Pada saat kudeta militer 1962 di Myanmar, keadaan Rohingya semakin sulit. Semua warga negara diminta untuk mendapatkan kartu registrasi nasional. Rohingya, bagaimanapun, hanya diberi kartu identitas asing, yang membatasi pekerjaan dan kesempatan pendidikan yang dapat mereka kejar dan dapatkan.

Pada tahun 1982, sebuah undang-undang kewarganegaraan baru disahkan, yang secara efektif membebaskan Rohingya tanpa kewarganegaraan. Di bawah hukum, Rohingya kembali tidak dikenal sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis di negara ini. Undang-undang tersebut menetapkan tiga tingkat kewarganegaraan. Untuk mendapatkan tingkat yang paling dasar (naturalisasi kewarganegaraan), harus ada bukti bahwa keluarga seseorang tinggal di Myanmar sebelum tahun 1948, serta kelancaran salah satu bahasa nasional. Banyak Rohingya kekurangan dokumen semacam itu karena tidak tersedia atau ditolak oleh mereka.

Sejak tahun 1970an, sejumlah tindakan keras terhadap Rohingya di Negara Bagian Rakhine telah memaksa ratusan ribu orang untuk melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, serta Malaysia , Thailand, Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Selama tindakan keras tersebut, para pengungsi sering melaporkan pemerkosaan, penyiksaan, pembakar dan pembunuhan oleh pasukan keamanan Myanmar.

Organisasi Internasional tak berdaya terhadap Myanmar. Myanmar tetap saja melakukan hal yang tak menyenangkan pada Rohingya. Kita sudah tahu semua apa yang dilakukan Myanmar melanggar. Solusi preventif terus dijalankan. Kita takutkan adalah kawasan ASEAN menjadi tidak damai lagi. Beberapa konflik terus dicoba untuk mengganggu stabilitas ASEAN. Indonesia tak terpancing.

Umat Islam sedang sakit. Sakit itu berasal dari derita Rohingya. Kasihan umat Islam dunia. Tak bisa lakukan lobi apa-apa terkait masalah kemanusiaan Rohingya. Paling hanya mengkritik di media yang tak hasilkan apa-apa. Tapi itu lebih baik daripada diam. Apakah derita Rohingya ini akan sama dengan derita Palestina. Derita Palestina belum juga selesai.

Dari derita Rohingya kita harusnya bersyukur dan sungguh-sungguh menjaga Indonesia. Agar Indonesia bisa jadi milik semua rakyat Indonesia tanpa diskriminasi.  Myanmar harus memperhatikan adab memperlakukan warga negaranya. Dengan diberikannya hak kewarganegaraan penuh kepada Rohingya dan pengakuan Rohingya sebagai bagian bangsa Myanmar, akan mempercepat penyelesaian permasalahan Rohingya.

Aung San Suu Kyi  sebagai peraih Nobel Perdamaian pun tidak memiliki kendali atas militer namun telah dikritik karena kegagalannya untuk mengutuk kekuatan sembarangan yang digunakan oleh tentara, dan juga membela hak-hak lebih dari satu juta Rohingya di Myanmar. Pemerintah Aung San Suu Kyi sering menolak akses wartawan dan pekerja bantuan ke Negara Bagian Rakhine. Kantor Aung San Suu Kyi juga menuduh kelompok bantuan membantu mereka yang dianggap sebagai "teroris".

Selain itu negara tersebut juga menolak visa kepada anggota penyelidikan PBB yang menyelidiki kekerasan tersebut dan dugaan pelanggaran di Rakhine yang bertujuan untuk menahan mereka yang bertanggung jawab. Jika para pemimpin Myanmar serius dalam mengakhiri perang sipil dan budaya impunitas di negara tersebut, mereka harus melakukan segalanya dengan kekuatan mereka untuk bekerja sama dengan misi PBB. Jika tidak, Myanmar berisiko mendapat cap internasional sebagai " negara paria", seperti Korea Utara dan Suriah jika hal itu tidak memungkinkan PBB untuk menyelidiki dugaan kejahatan.

Untuk menjawab pertanyaan kenapa Aung San Suu Kyi tidak begitu membela Rohingya? Dasar tindakan aneh yang dilakukan seorang peraih nobel perdamaian ini menurut penulis salah satunya karna Aung San Suu Kyi dan pemerintahan sipilnya ini karena berada di tempat yang sulit. Berdasarkan konstitusi 2008, militer dapat mengumumkan keadaan darurat dan menangguhkan pemerintah terpilih. Aung San Suu Kyi takut jika militer menangguhkan pemerintahannya. 


Jumat, 01 September 2017

Tak Ada Salahnya Khotbah Berbau Politik

Jika kamu melihat seseorang terbiasa pergi ke masjid, maka saksikanlah bahwa dia beriman,  Allah berfirman, yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir (HR. Tirmidzi).

Masjid pertama yang dibangun umat Islam terletak di Quba. Masjid yang dibangun pada 8 Rabiul Awal 1 Hijriah ini dibangun oleh tangan Nabi Muhammad sendiri dibantu para sahabat. Di masjid inilah, juga masjid-masjid agung lainnya, peradaban Islam dibangun. Di sanalah pemikiran, pemerintahan, dan pengadilan diselenggarakan. Tempat di mana strategi dan persiapan perang juga dilakukan. Fungsi utama masjid adalah tempat beribadah. Namun ia juga berfungsi sebagai tempat berkumpul, berdiskusi, dan berinteraksi. Dengan kata lain masjid adalah ruang publik bagi masyarakat islam.

Ada pula masjid-masjid yang menjadi sumber peradaban intelektual Islam. Seperti Masjid Al Mansur di Baghdad, Madrasah Ulugh Beg, yang termasuk dalam kompleks masjid di Samarkand, Uzbekistan, Masjid Al Zaytun di Tunisia yang memiliki lebih dari 200.000 volume buku dan juga masjid Al Azhar di Mesir yang menyimpan jutaan buku dari berbagai mazhab yang ada dalam islam. Di dalam masjid ini berbagai pemikiran diberi ruang dan diberikan tempat.

Bermodalkan bangunan masjid kecil, Rasulullah mulai membangun dunia, sehingga kota kecil yang menjadi tempat beliau membangun dunia benar-benar menjadi Madinah, yang arti harfiyahnya adalah “pusat peradaban”, atau paling tidak, dari tempat tersebut lahirlah benih peradaban baru umat manusia. Sebagai Kepala Pemerintah dan Kepala Negara Muhammad SAW tidak mempunyai istana seperti halnya para pejabat di era modern, beliau menjalankan roda pemerintahan dan mengatur umat Islam di Masjid. Bahkan permasalahan-permasalahan umat, hingga mengatur strategi peperangan, beliau selesaikan bersama-sama dengan para sahabat di Masjid.

Penurunan fungsi masjid sudah terjadi pada masa pada masa Bani Umayyah dan Abbasiyah, pada masa ini terjadinya penurunan fungsi dan peran masjid. Masjid sudah tidak lagi dijadikan sebagai sentral kegiatan umat Islam. Hal ini disebabkan telah dibangunnya istana yang menjadi pusat pemerintahan, sehingga masjid hanya dijadikan sebagai tempat keagamaan saja. Mulai dari masa ini sampai masa sekarang, terjadi perubahan dan pergeseran fungsi dan peran masjid, masjid dibangun sangat megah namun, peran dan fungsinya tidak berjalan secara maksimal sebagaimana di zaman Rasulullah dan sahabat.

Pada masa sekarang dikhawatirkan peran dakwah, politik, ekonomi, sosial dan kesehatan yang sudah mulai menghilang dari masjid perlu untuk di revitalisasikan di era modern. Menghilangnya peran dan fungsi tersebut disebabkan minimnya pengetahuan sumber daya manusia (ta‟mir) masjid tentang peran dan fungsi masjid serta dana masjid yang tidak mencukupi untuk pengadaan aktifitas-aktifitas sosial masjid. Dahulu nabi pun tidak pernah hanya memfungsikan masjid hanya untuk ibadah. Masjid dijadikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai lembaga penumbuhkembangan keshalehan sosial dalam rangka menciptakan masyarakat religion-politik menurut tuntunan ajaran Islam. Pada masa itu, masjid sepenuhnya berperan sebagai lembaga rekayasa sosial yang sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.

Muncul kontroversi di masyarakat, bolehkah masjid dijadikan ajang kegiatan politik? Bolehkah seorang khatib masjid mengarahkan umatnya untuk memilih partai atau politisi tertentu dalam pemilihan umum? Mereka yang mengatakan boleh mengambil contoh riwayat Nabi Muhammad SAW yang membangun masjid pertama di Madinah dan menjadikannya sebagai pusat seluruh kegiatannya. Nabi shalat, beribadah, mengatur pemerintahan, merancang strategi perang, mengeluarkan instruksi, dan sekaligus berdakwah di Masjid Nabawi. Islam tidak memisahkan antara ibadah dan urusan muamalah dan negara.

Sedangkan pendapat yang kontra seperti diutarakan mantan ketua Muhammadiyah Syafii Maaraif menulis di sebuah koran ibukota mengingatkan bahaya membawa politik ke masjid. Beliau menulis " Tuan dan puan bisa bayangkan, jika dalam khutbah Jum’at diselipkan kampanye politik partai tertentu, pastilah masjid berhenti menjadi tempat yang nyaman, diliputi oleh suasana persaudaraan. Perpecahan di akar rumput akan menjadi sulit dihindari, seperti yang dulu pernah berlaku. Jalan yang paling arif menurut saran saya adalah membebaskan semua masjid dari gesekan politik kepentingan sesaat. Jadikan Rumah Allah ini sebagai tempat teduh dan sejuk buat semua orang beriman, terlepas dari apa pun partai yang didukungnya".

Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Muhammadiyah Amin, mengatakan gejala penggunaan khotbah untuk kepentingan politik dan ideologi tertentu, khususnya kelompok garis keras, mulai marak terjadi pascareformasi 1998. Dr. Hilmy Bakar Almascaty M.A., salah seorang bekas petinggi Front Pembela Islam (FPI) yang di masa Orde Baru memilih tinggal di Malaysia bersama Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir, menyebut khotbah Jumat harus dimaksimalkan untuk menggelar apa yang ia sebut sebagai “jihad lisan”. Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdathul Ulama, Ahmad Ishomuddin, melihat khotbah politik di masjid sebenarnya tidak masalah. Namun, bukan dalam konteks politik praktis, seperti menjelek-jelekkan calon lain atau menghasut orang untuk tidak memilih calon pemimpin lainnya. Khotbah itu harus yang bersifat universal dan menanamkan nilai perdamaian

Gambaran bangsa Indonesia selama masa 1945-1950 lebih banyak tercurah kepada usaha-usaha mempertahankan kemerdekaan dalam bentuk perjuangan fisik (Deliar Noer, 1987: 197) bisa kita jadikan acuan melihat pentingnya masjid berbicara politik. Spirit perjuangan pada umumnya diliputi oleh spirit Islam, seperti dikumandangkannya seruan jihad fi sabilillah Apalagi tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi merupakan amanah yang harus diwujudkan. Hukum-hukum tersebut tidak akan mungkin bisa tegak tanpa politik pada umumnya dan kekuasaan pada khususnya. Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa Islam harus ditegakkan dengan dua hal : Al Qur’an dan pedang. Al-Qur’an merupakan sumber hukum-hukum Allah sedangkan pedang melambangkan kekuatan politik atau kekuasaan yang menjamin tegaknya isi Al-Qur’an.

Diskusi panjang tentang hubungan Islam dan negara di Indonesia muncul seiring dengan timbulnya gerakan pembaruan Islam di Indonesia, yaitu pada awal abad ke-20. Pada masa perjuangan kemerdekaan tersebut, sejumlah intelektual muslim, tak terkecuali Mohammad Natsir (1908-1993), dari berbagai organisasi sosial keagamaan dan politik seperti Sarekat Islam, Persatuan Muslim Indonesia (Permi), Persatuan Islam (Persis), dan lain-lain telah mulai melontarkan pemikiran-pemikiran politiknya berkenaan dengan hubungan antara Islam dan kebangsaan.

Hubungan Islam dan negara dalam pandangan Natsir adalah hubungan yang integral dan simbiotik, tidak ada dikotomik yang bermuara kepada sekularisasi. Baginya, agama Islam adalah agama universal yang menata seluruh mekanisme kehidupan, termasuk masalah negara. Dalam hal ini, agama memerlukan negara, karena dengan negara agama dapat berkembang. Sebaliknya negara memerlukan agama, karena dengan agamanegara dapat berkembang dalam bidang etika dan moral (Syamsuddin, 1993: 6). Hal ini karena dalam pemahaman Natsir bahwa Islam merupakan ajaran yang lengkap. Ajaran Islam tidak mengandung persoalan ibadah saja, tetapi juga mengandung aspek lain seperti bidang hukum tentang kenegaraan, maka pendirian sebuah negara adalah suatu kemestian Sebagaimana pendapat H.A.R. Gibb, bagi Natsir, Islam itu bukan sekedar agama tetapi juga merupakan peradaban yang komplit. Untuk itu dalam Islam tidak relevan adanya pemisahan agamadari negara karena nilai-nilai universal Islam itu tidak dapat dipisahkan dari ide pembentukan sebuah negara (Yusril Ihza Mahendra, 1995: 136).

Pandangan Natsir tentang kemestian pendirian sebuah negara ini memiliki kesamaan dengan pemikiran politik Ibnu Taimiyyah (1328 M) yang mengatakan memimpin dan mengendalikan rakyat adalah kewajiban asasi dalam agarna. Bahkan pelaksanaan agama tidak mungkin terealisasi kecuali dengan adanya kepemimpinan (Ibnu Taimiyyah, 1988: 138). Terkandungnya hukum-hukum kenegaraan dalam ajat an Islam, menurut Natsir, adalah suatu bukti bahwa Islam tidak mengenal pemisahan antara agama dan negara. Pandangan Natsir ini didasarkan pada Alquran, al-Dzariyyat: 56.

Jadi, apakah benar tak ada salahnya khotbah berbau politik? Menurut penulis tidak masalah, karena masjid mempunyai posisi yang sangat vital dalam memberikan solusi bagi permasalahan sosial di masyarakat. Jika kondisi politik dan ekonomi suatu negara buruk. Masjid harus berbicara kepada umat dan menunjukkan jalan keluar solusinya.


Tempat Duduk Terbaik di Pesawat

Duduk di dekat jendela, dengan adanya pemandangan dan dapat melihat badan pesawat bisa menjadi tempat pilihan terbaik.

Kursi pesawat dekat lorong juga baik karena memiliki akses mudah ke toilet.
Bisa menggunakan kamar mandi sesuai keinginan Anda, tanpa harus melewati atau membangunkan orang asing di sebelah.
Bisa dengan mudah keluar dari tempat duduk Anda untuk mendapatkan sesuatu dari atas kepala

Selain itu juga bisa pertama kali keluar dari pesawat terbang. Tetapi, kursi tengah pesawat banyak yang tidak menyukai.