Berikut kami sajikan pembahasan mengenai Haji dan Hari Raya Idul Adha. Kami membahas secara singkat dan padat.
Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setelah ibadah shaum Ramadhan. Memang keduanya memiliki hubungan erat. Ibadah shaum bertujuan supaya pelakunya berproses menjadi orang bertakwa (QS al- Baqarah [2]: 183), sedangkan bekal haji yang paling baik adalah takwa (QS al-Baqarah [2]: 197).
2. Baikkah Haji Lebih dari Sekali?
Menemui Allah tidak serta-merta dengan mengunjungi Baitullah berkali-kali. Lantaran Allah dapat ditemui juga di sisi orang yang sakit, orang yang kelaparan, orang yang terpinggirkan, dan lain-lain (HR. Muslim).
3. Motivasi Haji harus karna Allah
Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan, Akan datang suatu masa bagi manusia, orang yang elite (kaya) dari umatku pergi haji untuk wisata/rekreasi, yang menengah untuk dagang/bisnis, yang ulama untuk pamer atau popularitas, dan yang fakir untuk meminta-minta.(HR Al-Khatib al-Baghdadi dan Ad-Dailami).
4. Aspek Hukum Lingkungan dan Haji
Dari Jabir RA, Rasulullah SAW ber sabda, "Bahwa Nabi Ibrahim telah mengharamkan negeri Makkah dan sa ya mengharamkan negeri Madinah ter masuk di dalamnya dua lembah yang berbatu kerikil. Tidak boleh dite bang pohonnya dan tidak boleh pula diburu hewan-hewannya." (HR Imam Muslim).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Seseorang yang menanam benih kemudian hasilnya dimakan oleh burung, hewan liar, dan dicuri oleh manusia terhitung menjadi Ibadah dan sedekah." (HR Imam Al-Bukhari).
5. Hikmah Kerja Keras pada Ibadah Sa'i
Prosesi ini mengenang usaha keras yang dialami Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, saat mencari air untuk kelangsungan hidup putra nya, Ismail. Hikmahnya: Muslim berpantang untuk mencapai sesuatu hanya mengandalkan doa lalu berpangku tangan karena berputus asa. Islam tidak pernah menawarkan jalan pintas, jalan cepat sukses tanpa usaha. Allah tidak akan mengabaikan hambanya yang bertawakal dengan benar (QS an-Naml (27): 62). Apabila kita sudah menempuh berbagai ikhtiar dan ternyata menemui jalan buntu maka janganlah patah semangat dan berputus asa. Belajar dari sulitnya Siti Hajar dan bayinya, Ismail, hidup di gurun pasir yang tandus berusaha mencari air.
6. Larangan saat Haji
Hindari pelanggaran dalam pelaksanaan ibadah haji seperti rafats (bicara porno), fasik (perbuatan melanggar hukum), dan jidal (berbantah-bantahan) (QS al-Baqarah [2]: 197).
7. Wasiat Terakhir Nabi saat Haji Wada
Saat Wukuf di Arafah, beliau menyampaikan khutbah yang isinya antara lain, pertama, agar bertakwa kepada Allah dan menaati-Nya. Kedua, agar memperhatikan haramnya darah dan harta kaum Muslim sehingga mereka menjumpai Tuhannya. Ketiga, agar menyampaikan amanah kepada mereka yang berhak. Keempat, agar memperhatikan hak istri dan hak suami. Kelima, agar berpedoman kepada Alquran dan Sunah sehingga tidak tersesat. Keenam, agar tidak kembali kepada kekufuran. Ketujuh, agar membagikan harta warisan sesuai dengan ketentuan dari Allah.Semoga wasiat terakhir Rasulullah tersebut dapat kita jadikan pelajaran berharga.
8. Sejarah Kurban
Manusia sebenarnya telah mengenal konsep “kurban” sejak dahulu; bahkan sejak masa Habil dan Kabil, dua putra Nabi Adam yang diperintahkan “berkurban” untuk menguji ketulusan mereka berdua di hadapan Allah. Dari kisah Habil dan Kabil bisa diambil pelajaran bahwa Allah menerima “kurban” yang dipersembahkan seseorang bukan dari bentuk lahiriah sesuatu yang dikurbankan, melainkan dari ketulusan jiwa yang berkurban.
9. Menuju Kurban perhatikan Hukum Memotong Kuku dan Rambut
Hukum memotong kuku dan rambut bagi orang yang hendak berkurban mulai masuk bulan Dzulhijjah hingga selesai pelaksanaan pemotongan hewan kurban adalah makruh, sedangkan memeliharanya adalah sunnah (Cholil Nafis, 2017)
10. Puasa Sunah dan Kewajiban Kurban
Dzulhijah bulan untuk musim ketaatan. Orang beriman segera taat karena ada sosok percontohan terbaik mementas di hadapan kita. "Adalah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, Sang Suri Tauladan, berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.” (HR. Abu Dawud no. 2437 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud no. 2081). Beliau memerintahkan yang mampu di antara umatnya untuk berkurban (Udhhiyyah atau Nahr). Jika tidak, padahal ada keluasan rejeki, maka tempat shalat umat Muhammad tidak diperkenankan untuk didekati.
11. Ancaman Jika tidak Berkurban
"Barang siapa yang mendapati dirinya dalam kelapangan lalu ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Id kami." (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Allah SWT berfirman, "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS ash-Shaffat (37): 102)
12. Besarnya Pahala Kurban
Setiap helai bulu hewan kurban akan dibalas satu kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap satu helai rambut hewan kurban adalah satu kebaikan." Lalu, sahabat bertanya, "Kalau bulubulunya?" Beliau menjawab, "Setiap helai bulunya juga satu kebaikan." (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
"Tidak ada amalan anak cucu Adam pada Hari Raya Idul Kurban yang lebih dicintai Allah melebihi dari mengucurkan darah (berkurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan itu akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya (HR. Muslim).
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar